JAKARTA – Kementerian Transmigrasi mengubah paradigma program transmigrasi dari sekadar pemindahan penduduk menjadi strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 8 persen.
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanegara menegaskan transformasi mendasar ini dalam Forum Nusantara Sustainability Trend (NATURE) 2025 di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Menurutnya, transmigrasi kini diarahkan untuk menciptakan kawasan ekonomi baru yang mampu meningkatkan produksi ekspor dari berbagai sektor.
“Transmigrasi saat ini bukan hanya sekadar program, akan tetapi sebuah strategi untuk mewujudkan Indonesia maju dan pembangunan yang berkelanjutan,” tegas Iftitah.
Program transmigrasi baru ini difokuskan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan untuk menciptakan lapangan kerja sekaligus mendorong peningkatan ekspor.
Transmigran Indonesia Raih Gaji Hingga Rp 55 Juta di Jepang, Pemerintah Siapkan Program Magang
Kementerian Transmigrasi menerapkan empat pilar utama dalam implementasinya: edukasi, industrialisasi, hilirisasi, dan digitalisasi.
Iftitah menjelaskan, pembangunan kawasan transmigrasi ke depan akan dilaksanakan secara holistik, komprehensif, dan menyeluruh dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan.
Paradigma baru ini mengubah transmigrasi menjadi pembangunan kawasan ekonomi berkelanjutan.
Sebagai negara maritim, Indonesia juga berpotensi mengembangkan transmigrasi ke sektor maritim.
Kementerian Transmigrasi Ubah Fokus ke Pemberdayaan Ekonomi dengan Anggaran Rp1,902 Triliun
Menteri Iftitah mendorong perluasan kawasan transmigrasi ke sektor ini sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Presiden Direktur Nusantara TV Don Bosco Selamun menyoroti pentingnya ketahanan pangan dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, ketahanan pangan dan energi menjadi isu strategis yang menentukan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik negara.