Antusiasme masyarakat terhadap program transmigrasi tetap tinggi dengan 8.000 kepala keluarga mendaftar sebagai calon transmigran. Namun, penempatan kini dilakukan lebih selektif berdasarkan kebutuhan daerah yang mengajukan, termasuk Papua Selatan yang memprioritaskan Orang Asli Papua.
Menteri Iftitah menekankan potensi ekonomi besar yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi.
“Di Sumba Timur, misalnya, kita mendorong pengembangan tebu dan pabrik gula,” ungkapnya, mencontohkan integrasi program transmigrasi dengan pengembangan sektor unggulan daerah.
Rakernis yang berlangsung 27-30 Juli 2025 ini menghadirkan seluruh pemerintah daerah dan OPD terkait ketransmigrasian. Agenda utama meliputi penandatanganan kerja sama lintas sektor untuk memperkuat ekosistem transmigrasi nasional.
Pendekatan baru ini diharapkan menciptakan pembangunan inklusif dan berkelanjutan yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Koordinasi antara pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan transformasi program transmigrasi Indonesia.