Transmigrasi Era Baru, Daerah Jadi Penentu Utama Penempatan Penduduk

oleh -457 Dilihat
oleh
Menteri Transmigrasi Berpidato Di Rakernis Bali
Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan pidato dalam Rapat Kerja Teknis Ketransmigrasian Nasional di Bali Sunset Road Convention Center, Senin (28/7/2025).
banner 728x90

DENPASAR – Program transmigrasi Indonesia mengalami transformasi mendasar dengan mengedepankan inisiatif daerah sebagai penentu utama. Kementerian Transmigrasi kini menerapkan pendekatan bottom-up yang mengutamakan kebutuhan dan kesiapan pemerintah daerah.

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengungkapkan perubahan paradigma ini dalam Rapat Kerja Teknis Ketransmigrasian Nasional di Bali Sunset Road Convention Center, Senin (28/7/2025).

“Sejak diberlakukannya UU No.29 Tahun 2009, daerah tidak bisa lagi dijadikan lokasi transmigrasi tanpa permintaan dari pemerintah daerahnya,” tegas Iftitah.

banner 336x280

Pergeseran kebijakan ini mengubah transmigrasi dari sekadar program pemindahan penduduk menjadi strategi pengarahan sumber daya manusia unggul.

Program ini kini dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan pendekatan yang lebih terukur dan berkelanjutan.

Tiga daerah telah menunjukkan komitmen dengan mengajukan permintaan resmi yakni Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Sidrap, dan Provinsi Sulawesi Selatan. Komposisi yang diterapkan adalah 70 persen warga lokal dan 30 persen pendatang untuk menjaga keseimbangan demografis.

Antusiasme masyarakat terhadap program transmigrasi tetap tinggi dengan 8.000 kepala keluarga mendaftar sebagai calon transmigran. Namun, penempatan kini dilakukan lebih selektif berdasarkan kebutuhan daerah yang mengajukan, termasuk Papua Selatan yang memprioritaskan Orang Asli Papua.

banner 336x280

Menteri Iftitah menekankan potensi ekonomi besar yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi.

“Di Sumba Timur, misalnya, kita mendorong pengembangan tebu dan pabrik gula,” ungkapnya, mencontohkan integrasi program transmigrasi dengan pengembangan sektor unggulan daerah.

Rakernis yang berlangsung 27-30 Juli 2025 ini menghadirkan seluruh pemerintah daerah dan OPD terkait ketransmigrasian. Agenda utama meliputi penandatanganan kerja sama lintas sektor untuk memperkuat ekosistem transmigrasi nasional.

Pendekatan baru ini diharapkan menciptakan pembangunan inklusif dan berkelanjutan yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Koordinasi antara pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan transformasi program transmigrasi Indonesia.

banner 728x90