OSAKA – Lebih dari 100 warga transmigran Indonesia telah membuktikan kemampuan mereka bekerja di Jepang dengan gaji mencapai Rp 25-55 juta per bulan. Kesuksesan ini mendorong pemerintah memperluas program serupa untuk transmigran lainnya.
Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengungkapkan rencana besar ini setelah bertemu Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka, Sabtu (28/9).
Program magang dengan durasi 2-10 tahun akan dibuka untuk para transmigran yang ingin mengasah kemampuan di Negeri Sakura.
“Kami ingin para transmigran itu nanti belajar ke Jepang, melakukan pemagangan, ada beberapa skema, ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun,” kata Menteri Iftitah.
Para peserta magang nantinya akan kembali ke tanah air untuk mengembangkan kawasan transmigrasi dengan bekal pengalaman internasional.
Kementerian Transmigrasi Ubah Fokus ke Pemberdayaan Ekonomi dengan Anggaran Rp1,902 Triliun
Kebutuhan tenaga kerja Indonesia di Jepang masih sangat tinggi. Dari 40 ribu kebutuhan tenaga kerja, baru 25 ribu yang terpenuhi dan tersebar di 24 sektor termasuk pertanian, kelautan, konstruksi, dan perawatan.
Daya tarik pekerja Indonesia ternyata terletak pada sifat ramah dan kemampuan melayani yang baik.
“Ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value tenaga kerja di Indonesia karena keramah tamahannya, hospitality-nya,” ungkap Menteri Iftitah.
Jepang bahkan menobatkan Indonesia sebagai negara nomor satu penghasil tenaga kerja terbaik dibanding negara lain. Penilaian ini membuka peluang kerjasama lebih luas antara kedua negara.
Program magang tidak hanya menguntungkan pekerja, tetapi juga menarik investasi Jepang ke Indonesia. Perusahaan-perusahaan Jepang berencana berinvestasi di kawasan transmigrasi dengan memanfaatkan tenaga kerja yang sudah terlatih teknologi dan sistem kerja mereka.
“Jadi kita bisa dapat double benefit. Satu benefit skill yang betul-betul nanti terlatih dari teknologi dan sistem kerja budaya Jepang,” papar Mentrans.
Keuntungan kedua adalah masuknya investor Jepang yang akan menanamkan modal di kawasan transmigrasi Indonesia.
Sebagai langkah konkret, delegasi Jepang dijadwalkan datang ke Indonesia pada Oktober mendatang. Kunjungan ini akan membahas penandatanganan nota kesepahaman untuk mewujudkan program kerjasama tersebut.