Toleransi Antar Umat Beragama di NTB Telah Terjalin Sejak Abad ke-17

oleh -396 Dilihat
Gubernur Ntb Bersama Umat Katolik
Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal (tengah, mengenakan batik dan peci) saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-90 Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram, Senin (9/6/2025).
banner 728x90

MATARAM – Sejarah toleransi antar umat beragama di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah berlangsung selama berabad-abad, bahkan sejak abad ke-17.

Fakta ini terungkap saat Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menghadiri perayaan ulang tahun ke-90 Gereja Katolik Santa Maria Immaculata Mataram, Senin (9/6/2025).

banner 336x280

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur yang akrab disapa Miq Iqbal menyoroti keunikan sejarah toleransi yang telah mengakar kuat di bumi Gora Sasak.

Menurutnya, Kota Mataram sudah tercatat sejak abad ke-17 sebagai tempat di mana berbagai komunitas agama hidup berdampingan tanpa konflik.

“Kristiani, Islam, Buddha, Hindu semua tinggal di tempat yang sama tetapi tidak pernah ada catatan permusuhan. Di Ampenan bahkan ada kelenteng vihara yang merupakan rumah ibadah Buddha yang terletak di kampung Arab,” ungkap Miq Iqbal.

Gubernur menegaskan toleransi di NTB bukanlah fenomena baru, melainkan warisan sejarah panjang yang perlu terus dijaga meskipun mengalami pasang surut.

Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merawat harmoni yang telah terbangun tersebut.

banner 336x280

Kehadiran Gereja Katolik Santa Maria Immaculata yang memasuki usia 90 tahun menjadi bukti nyata panjangnya sejarah keberagaman di NTB.

Miq Iqbal mencatat bahwa usia gereja tersebut bahkan lebih tua dari Provinsi NTB dan Republik Indonesia.

“Usia gereja ini lebih tua dari usia Provinsi NTB bahkan lebih tua dari usia Republik Indonesia,” kata Miq Iqbal saat menyampaikan ucapan selamat kepada Jemaat Paroki St. Maria Immaculata Mataram.

Dalam sambutannya, Gubernur menekankan pentingnya kontribusi setiap umat beragama bagi kemajuan daerah.

Ia meminta umat Katolik untuk tidak merasa sebagai tamu atau orang lain di NTB, karena mereka adalah bagian tak terpisahkan dari provinsi tersebut.

“Kita indah bukan karena satu warna, kita indah karena kita banyak warna. Mari kita bersatu dalam keberagaman beragama dan berbudaya,” tegas Miq Iqbal.

Senada dengan Gubernur, Pastor Paroki Mataram Romo Martinus Emanuel Ano mengajak jemaatnya untuk aktif berkontribusi bagi kemajuan daerah.

Ia mengutip pesan terkenal dengan menyatakan bahwa yang penting bukanlah apa yang telah daerah lakukan untuk mereka, tetapi apa yang telah mereka lakukan untuk daerah.

Romo Martinus juga berharap agar masyarakat NTB tidak bosan menceritakan kepada dunia luar tentang nilai toleransi tinggi yang dimiliki provinsi ini.

Menurutnya, kehidupan bermasyarakat yang akur dan damai di NTB merupakan bukti nyata keberhasilan toleransi antar umat beragama.

“Saya berharap kita semua harus selalu memperkenalkan keindahan toleransi antar umat beragama di daerah yang indah ini,” tambah Romo Martinus.

banner 728x90