MATARAM – Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Muhammad Salahuddin ke-14 dari Kesultanan Bima. Pengakuan ini datang atas jasanya di bidang pendidikan dan diplomasi.
Sultan Salahuddin dikenal rajin mendirikan sekolah dan memberi beasiswa kepada rakyatnya.
Ia juga berhasil menjaga hubungan baik dengan Jepang dan Belanda, sehingga Bima terhindar dari konflik besar.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan, usulan gelar ini murni dari masyarakat NTB.
“Penganugerahan ini bukan permintaan keluarga. Ini dorongan kita semua, masyarakat NTB, yang ingin perjuangan beliau diakui negara,” katanya saat acara syukuran di NTB, Sabtu (16/11/2025).
Lalu Iqbal langsung menugaskan Kepala Dinas Pendidikan NTB untuk mendesain foto resmi dua Pahlawan Nasional asal NTB.
Foto Maulanasyaikh dan Sultan Salahuddin lengkap dengan ringkasan sejarah akan dipasang di seluruh ruang kelas SD, SMP, dan SMA se-NTB.
“Anak-anak kita harus tahu bahwa kita bukan daerah tanpa kontribusi,” tegasnya.
Perwakilan keluarga Sultan Bima, Hj Vera Amelia, mengaku bersyukur atas dukungan banyak pihak. Proses pengusulan yang memakan waktu lebih dari 20 tahun akhirnya membuahkan hasil.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu hingga Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dapat dianugerahi gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.
Vera menyebut gelar tersebut bukan hanya kebanggaan keluarga, tetapi milik seluruh masyarakat Bima dan NTB.
Lalu Iqbal menyebut sejumlah tokoh NTB lain yang layak diusulkan jadi Pahlawan Nasional. Di antaranya Sultan Muhammad Tajul Arifin Sirajudin dari Dompu, Lalu Ismail Dea Malela yang diasingkan ke Cape Town, dan Tuan Guru Saleh Hambali dari Lombok.
