Mataram – Seorang siswi sekolah dasar di Kota Mataram menjadi korban prostitusi online (open BO) yang dijalankan oleh kakak kandungnya sendiri.
Korban hamil akibat hubungan dengan pelanggan dan melahirkan bayi prematur beberapa minggu lalu.
Kasus ini pertama kali terungkap setelah rumah sakit melaporkan adanya anak di bawah umur yang melahirkan tanpa memiliki BPJS.
Setelah ditelusuri, korban masih tercatat sebagai pelajar SD dan merupakan warga Kota Mataram sesuai Kartu Keluarga (KK).
Kakaknya diketahui menjual korban kepada seorang pria berinisial Om A, yang kini sedang dilacak oleh pihak berwenang.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, mengatakan korban saat ini berada di rumah aman karena mengalami trauma berat.
Sementara itu bayinya dirawat intensif di RSUD Provinsi NTB dengan metode skin-to-skin (kanguru) untuk mempercepat pemulihan.
“Kasus ini sangat kompleks. Awalnya dari laporan RS soal anak yang melahirkan, lalu kita telusuri dan ternyata ada unsur eksploitasi oleh kakaknya sendiri,” ujar Joko saat menghadiri HUT ke-17 Dewan Anak Mataram, Selasa (13/5/2025).
Joko juga menyebut bahwa praktik open BO di kalangan pelajar semakin mengkhawatirkan. LPA Mataram mencatat tren peningkatan keterlibatan pelajar SMP dan SMA dalam prostitusi online.
Banyak dari mereka berasal dari keluarga broken home, korban perkawinan dini, atau diasuh tanpa pengawasan orang tua.
“Ibunya PMI di Malaysia, ayahnya tidak diketahui keberadaannya. Mereka hidup tanpa pengawasan orang tua. Ini mencerminkan kegagalan sistem perlindungan keluarga,” kata Joko.
Hingga kini, kasus ini belum dilaporkan secara resmi ke kepolisian (belum menjadi Laporan Polisi), namun proses pemeriksaan terhadap korban sudah dilakukan pekan lalu. LPA Mataram terus mendorong penyelesaian kasus ini agar bisa diusut tuntas.