SIDOARJO – Pemerintah akan menambah kolam retensi dan menyediakan pompa mobile untuk memperkuat sistem pengendalian banjir di Kawasan Porong, Sidoarjo.
Hal itu menyusul gangguan jalur logistik strategis Surabaya-Malang selama 20 jam akibat luapan Kali Ketapang pertengahan Juni lalu.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti mengungkapkan hal tersebut saat meninjau lokasi perbaikan Jalan Nasional Porong pada Jumat (27/6/2025).
Menurutnya, banjir yang merendam jalan sepanjang 300 meter dengan ketinggian 50-70 cm pada 16 Juni 2025 disebabkan intensitas hujan tinggi yang bersamaan dengan pasang purnama.
“Banjir kemarin dikarenakan hujannya yang terlalu deras dan bersamaan dengan pasang purnama jadi air tidak tertampung,” kata Diana.
Ia menjelaskan, saat ini Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) telah menyiagakan lima kolam retensi dan enam pompa untuk mengantisipasi banjir.
Namun kapasitas tersebut terbukti belum memadai menghadapi curah hujan ekstrem.
Diana menekankan pentingnya integrasi penanganan jalan dengan pengendalian banjir untuk menjaga fungsi optimal infrastruktur jalan nasional.
“Diperlukan penanganan lanjutan, seperti penambahan kolam retensi serta penyediaan pompa mobile agar banjir tidak kembali terjadi,” tegasnya.
Gangguan pada ruas Batas Sidoarjo-Gempol Km SBY 30+000 hingga 31+850 tersebut sempat melumpuhkan akses poros ekonomi antara Surabaya dan Malang.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali telah menyelesaikan perbaikan menggunakan metode patching di beberapa titik kerusakan.
Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali Gunadi Antariksa memastikan arus lalu lintas kini telah pulih normal.
“Penutupan jalan hanya selama 20 jam saat banjir, setelah itu akses jalan langsung dibuka kembali seperti biasa sambil dilakukan perbaikan di titik kerusakan,” ujarnya.
Kawasan Porong merupakan jalur vital yang menghubungkan distribusi barang dan jasa antara Surabaya sebagai pusat bisnis dengan Malang sebagai kawasan industri dan pariwisata.