SBY Sebut Pemimpin Dunia Harus Bertanggung Jawab Soal Perubahan Iklim

oleh -172 Dilihat
Sby Save Our World 3
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik sikap pemimpin dunia yang menganggap isu penyelamatan bumi sebagai hoax atau fakenews.
banner 728x90

JAKARTA– Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut para pemimpin dunia harus bertanggung jawab terhadap isu perubahan iklim.

Hal itu disampaikan SBY dalam acara peluncuran lagu “Save Our World” di Jakarta Theater, Kamis malam.

banner 336x280

“Saya tidak suka kalau ada pemimpin dunia yang tidak peduli dan menganggap isu lingkungan atau climate change itu hanya hoax ataupun fake news yang tidak ada gunanya. Saya kira yang seperti itu tidak bertanggung jawab,” tegas SBY dalam dialog dengan mantan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan.

Mantan Kepala Staf Teritorial TNI ini menegaskan krisis iklim adalah ancaman nyata yang membutuhkan respons serius dari seluruh pemimpin dunia. Ia memperingatkan konsekuensi fatal jika suhu bumi naik lebih dari 1,5 derajat Celsius.

“Kalau kita gagal mencegah terlampauinya satu setengah derajat tambahan panas bumi ini, menurut saya masa depan kita tidak aman, masa depan anak cucu kita tidak aman,” ujar SBY.

Kritik SBY muncul di tengah data yang mengkhawatirkan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Berdasarkan data yang dikutip Gita Wiryawan, carbon budget dunia hanya tersisa 200 giga ton pada 2025, yang berarti dunia hanya memiliki waktu lima tahun untuk mencegah bencana iklim.

banner 336x280

SBY menilai komitmen negara-negara pasca penandatanganan Paris Climate Agreement belum cukup untuk mengatasi krisis iklim global. Ia menyerukan “big push” dari semua negara untuk merealisasikan janji-janji yang telah dibuat.

“Semua yang dijanjikan oleh negara setelah ditandatangani Paris Climate Agreement harus diwujudkan. Big push. Hanya dengan cara itu, Insya Allah, masa depan kita bisa terjaga, bumi kita juga selamat,” kata SBY.

Mantan presiden yang memimpin Indonesia 2004-2014 itu menekankan bahwa menyelamatkan bumi bukan hanya tanggung jawab negara atau pemerintah, tetapi semua pihak.

Ia menyerukan agar semua elemen masyarakat, dari pengambil kebijakan hingga masyarakat sipil, ikut berperan aktif.

“Tidak boleh hanya menggantungkan pada ahli di bidang lingkungan ataupun Kementerian Lingkungan Hidup. Semua punya tanggung jawab,” tegasnya.

Acara peluncuran lagu “Save Our World” versi ketiga ini dihadiri para menteri Kabinet Merah Putih, duta besar negara sahabat, dan 35 musisi lintas generasi. Lagu yang pertama kali diciptakan SBY di Oslo, Norwegia pada 2010 ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup.

SBY mengaku terinspirasi menciptakan lagu tersebut setelah menghadiri konferensi internasional tentang iklim dan kehutanan bersama mantan PM Norwegia Jens Stoltenberg. Ia menilai seni dan musik lebih efektif menyampaikan pesan lingkungan dibandingkan pendekatan politik.

“Kalau bicara menggunakan posisi politik, bahasa politik, suka-suka ada hambatan dalam komunikasi. Tetapi jika kita menyampaikan pesan ajakan melalui puisi, melalui lagu maupun lukisan, menurut saya jauh lebih baik dan efektif,” ujarnya.

Dalam sesi sebelumnya, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik kondisi geopolitik dunia yang justru terpecah saat seharusnya bersatu menghadapi ancaman perubahan iklim.

Ia menyebut dunia saat ini dipenuhi ketegangan, perang, dan tragedi kemanusiaan yang mengalihkan perhatian dari isu lingkungan.

“Sungguh ironis, dunia terbelah ketika seharusnya bangsa-bangsa bersatu untuk menghadapi tantangan terbesar di abad ke-21 ini, yaitu krisis iklim dan pemanasan global,” ujar AHY yang juga Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu.

banner 728x90