JAKARTA – Seorang relawan Indonesia lolos dari pembajakan kapal bantuan kemanusiaan menuju Gaza oleh militer Israel, Muhammad Husein yang kini berada di Siprus menjadi saksi mata insiden yang menimpa Armada Global Sumud Flotilla di perairan internasional.
Operasi pembajakan berlangsung sejak Rabu (1/10/2025) malam hingga Kamis siang, lebih dari 13 jam. Puluhan aktivis internasional termasuk Greta Thunberg ditangkap dan dibawa ke pelabuhan Asdot, Israel.
Husein menumpang salah satu dari dua kapal pengawas yang berhasil menghindari serangan. Dari 42 kapal yang berlayar, hanya dua kapal observer yang selamat.
“Para aktivis saat ini sudah dibawa ke pelabuhan Asdot di Israel. Kondisi mereka baik-baik saja, itu sudah dikonfirmasi oleh tim pengacara yang disiapkan untuk mengadvokasi,” kata Husein kepada TV One, Rabu (3/10/2025).
Para aktivis yang ditahan tidak boleh membawa ponsel. Tidak ada dokumentasi terbaru yang bisa dipublikasikan terkait kondisi mereka.
Kapten kapal sempat berusaha bernegosiasi dengan pihak Israel. Mereka menjelaskan misi bantuan kemanusiaan tersebut sah menurut hukum internasional.
“Israel tidak menghiraukan. Mereka justru membajak, menyergap, dan menculik para aktivis,” ujar Husein.
Nasib kapal dan bantuan yang disita masih belum jelas. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Israel sering menyita bahkan menenggelamkan kapal yang ditangkap.
Beberapa negara bereaksi keras terhadap tindakan Israel. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengecam pembajakan tersebut.
Kolombia langsung mengusir diplomat Israel. Spanyol memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan.
Israel belum memberikan akses kepada diplomat untuk bertemu warga negaranya yang ditahan. Hanya tim legal dari lembaga advokasi Palestina yang diizinkan mendampingi para aktivis.
Misi Global Sumud Flotilla membawa bantuan untuk warga Gaza yang masih terisolasi akibat blokade Israel. Upaya menembus blokade kembali gagal dengan cara kekerasan.