Proyek yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 Mataram ini meliputi perbaikan saluran dengan beton pracetak.
Selain itu, rehabilitasi satu bangunan bagi di saluran primer, empat bangunan di saluran sekunder, dan penggantian sepuluh pintu air.
Dengan rehabilitasi ini, petani diharapkan dapat mempertahankan pola tanam 100 persen padi pada musim pertama dan kedua.
Pada musim ketiga, kombinasi 25 persen padi dan 75 persen palawija menjadi target untuk mengoptimalkan produktivitas lahan.
Salah seorang petani, Wayan Kurta, berterima kasih komitmen pemerintah. Dia menyebut sebelumnya hanya bisa menanam ubi dan jagung.
“Sekarang kami bisa menanam padi karena adanya saluran irigasi ini,” ungkapnya.