LOMBOK TENGAH – Proyek rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Pengga ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 4-6 ton per hektare.
Peningkatan ini diharapkan dapat mempertahankan pola tanam intensif dengan Indeks Pertanaman 300 persen.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan rehabilitasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur.
“Kita tidak sekadar memperbaiki, tetapi juga memperkuat sistem distribusi air agar lebih efisien dan merata,” katanya saat bertemu petani penerima manfaat DI Pengga di Lombok Tengah, Selasa (15/7/2025).
Jaringan irigasi seluas 3.589 hektare ini telah beroperasi sejak 1995 dan kini mengalami peremajaan.
Debit air yang mengalir mencapai 4,38 meter kubik per detik, melayani 3.332 petani yang tergabung dalam 30 kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Pekerjaan konstruksi senilai Rp42,2 miliar dikerjakan PT Rafa Unggul Sejahtera Langgeng.
Progres fisik telah mencapai 7,20 persen, sementara progres keuangan 20 persen dari target penyelesaian 31 Desember 2025.
Rehabilitasi mencakup dua kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Di Lombok Tengah, saluran primer sepanjang 4,6 kilometer dikerjakan di Kecamatan Praya Barat Daya.
Sementara di Lombok Barat, saluran sekunder 3,2 kilometer diperbaiki di Kecamatan Kuripan dan Gerung.
Dody Hanggodo menjelaskan rehabilitasi ini mendukung program swasembada pangan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah akan memfasilitasi usulan petani seperti perbaikan talud, embung, jalan irigasi, dan gorong-gorong untuk mendukung pola tanam padi-padi-palawija.
Proyek yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 Mataram ini meliputi perbaikan saluran dengan beton pracetak.
Selain itu, rehabilitasi satu bangunan bagi di saluran primer, empat bangunan di saluran sekunder, dan penggantian sepuluh pintu air.
Dengan rehabilitasi ini, petani diharapkan dapat mempertahankan pola tanam 100 persen padi pada musim pertama dan kedua.
Pada musim ketiga, kombinasi 25 persen padi dan 75 persen palawija menjadi target untuk mengoptimalkan produktivitas lahan.
Salah seorang petani, Wayan Kurta, berterima kasih komitmen pemerintah. Dia menyebut sebelumnya hanya bisa menanam ubi dan jagung.
“Sekarang kami bisa menanam padi karena adanya saluran irigasi ini,” ungkapnya.