JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi armada kapal di Indonesia yang didominasi oleh unit berusia tua.
Dalam pembukaan Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta Convention Center, Senin (26/5), AHY menekankan urgensi modernisasi armada untuk mendukung pembangunan maritim yang berkelanjutan.
Berdasarkan data dari Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia memiliki sekitar 98 ribu kapal dengan rata-rata usia mencapai 20 tahun. Hampir separuh di antaranya merupakan kapal penangkap ikan, sementara sebagian besar lainnya adalah kapal perdagangan.
“Urgensinya nyata berdasarkan data dari kementerian, dari Kementerian Bappenas, termasuk di sana 98 ribu kapal dengan rata-rata usianya 20 tahun saja life stand-nya,” ujar AHY.
Ia menyebut kondisi ini sebagai hambatan besar dalam upaya menekan emisi sektor transportasi laut, yang dinilainya masih tertinggal dibandingkan dengan sektor darat dalam proses dekarbonisasi.
Modernisasi armada, menurut AHY, terkendala oleh akses pendanaan yang tidak sesuai dengan karakteristik industri maritim. Banyak pemilik kapal hanya mengandalkan pinjaman komersial umum, yang tidak dirancang untuk pembaruan armada dalam skala besar.
“Pemilik kapal kita kadang bergantung terkait pinjaman komersial generik membuat sebuah hambatan terkait finansial,” ungkapnya.
Lebih lanjut, AHY menilai bahwa penggantian kapal-kapal tua dengan unit yang lebih bersih dan efisien bukan sekadar persoalan daya saing, melainkan bagian dari strategi untuk mengoptimalkan potensi maritim Indonesia secara menyeluruh.
“Menutup kesenjangan ini bukan tentang daya saing, tapi ini tentang membuka potensi penuh kita sebagai negara maritim,” tegasnya.
Meskipun sejumlah proyek seperti pelabuhan hijau di Teluk Lamong telah dikembangkan, AHY menilai masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan ekosistem maritim yang modern dan rendah emisi.