Yogyakarta – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan bahwa proyek Tanggul Laut Raksasa di utara Pulau Jawa menghadapi tantangan besar dari sisi pembiayaan.
Menurutnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mampu menanggung beban proyek secara penuh.
“APBN tidak akan bisa menanggung seluruh kebutuhan pendanaan untuk mewujudkan proyek ini,” kata AHY dalam sambutannya di forum The Yudhoyono Institute, Senin (12/5/2025).
Karena itu, pemerintah membuka peluang keterlibatan pihak swasta. Namun, AHY mengakui, untuk menarik minat swasta, proyek ini harus menawarkan imbal hasil yang menarik.
Salah satu bentuk insentif yang ditawarkan adalah pemanfaatan lahan di atas tanggul yang dibangun.
“Kalau ini didesain dengan baik, saling menguntungkan. Karena membangun tanggul tapi juga mendapatkan keuntungan, bisa meningkatkan nilai tanah yang bisa dikomersilkan juga,” jelasnya.
Menurut AHY, lahan di atas tanggul dapat dikembangkan menjadi kawasan multifungsi.
Pemerintah akan mendorong pemanfaatan lahan tersebut untuk hunian, pusat bisnis, jalan tol, hingga tempat wisata.
Dengan skema ini, AHY berharap pembangunan tanggul bukan hanya menjadi upaya adaptasi terhadap perubahan iklim, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru.