Program pembinaan tersebut akan berlangsung selama enam bulan hingga satu tahun, tergantung kebutuhan masing-masing siswa.
Dedi Mulyadi sebelumnya menjelaskan, siswa yang menjadi target program adalah mereka yang terlibat tawuran, mengonsumsi minuman keras, kecanduan game mobile seperti Mobile Legend, sering membolos, melakukan ancaman, dan membangkang kepada orang tua.
Meski ditempatkan di kompleks militer atau Polri, Gubernur Jawa Barat menegaskan kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung normal.
Para guru dari sekolah asal akan berkunjung untuk memberikan pelajaran di ruang kelas yang disediakan di lokasi pembinaan.
Program serupa juga telah diterapkan beberapa pemerintah daerah lain, seperti Kota Singkawang di Kalimantan Barat dan Kabupaten Cianjur, yang turut mengirim pelajar bermasalah ke barak militer untuk pembinaan karakter.