JAKARTA – Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengumumkan rencana impor tambahan bahan bakar minyak setelah bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jumat (19/9/2025).
Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum swasta hingga akhir tahun.
Pertamina kini tengah menghitung total kebutuhan impor berdasarkan laporan dari badan usaha swasta.
Simon menyatakan volume pasti impor akan ditentukan setelah menerima data kebutuhan dari masing-masing perusahaan.
“Iya, karena hanya sampai akhir tahun kan, 2025. 2026 nanti dipastikan,” kata Simon usai pertemuan.
Mekanisme kerjasama antara Pertamina dan SPBU swasta akan menerapkan sistem terbuka. Simon menegaskan seluruh proses bisnis akan transparan untuk mencegah beban tambahan pada konsumen.
“Kita sudah minta untuk tadi saya juga udah sampaikan terbuka ke semua, untuk dilakukan mekanisme open book supaya bersama-sama gitu,” jelasnya.
Pertamina berkomitmen menjaga harga BBM tetap stabil bagi konsumen akhir. Simon memastikan tidak ada kenaikan harga meski ada tambahan biaya dalam rantai distribusi.
Untuk menjamin kualitas, Pertamina akan mengirim BBM sesuai spesifikasi Direktorat Jenderal Migas. Setiap SPBU swasta nantinya dapat menambahkan aditif sesuai resep masing-masing.
“Nanti kan standarnya sesuai spesifikasi Dirjen Migas. Nah setelah itu, itu yang kita kirimkan ke semua, nanti akan diramu sesuai dengan resep dari masing-masing,” tambah Simon.
Rencana ini muncul setelah Presiden Prabowo meminta Pertamina menyiapkan alokasi kebutuhan BBM hingga akhir tahun. Pertemuan juga melibatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membahas strategi distribusi yang efektif.