Penguatan Infrastruktur Vital Nasional, Bendungan Jatiluhur Jadi Prioritas

oleh -389 Dilihat
Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Infra akan memperkuat infrastruktur strategis nasional. Salah satunya adalah Bendungan Jatiluhur di Jawa Barat.
banner 468x60

Demokrat News – Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan akan memperkuat infrastruktur strategis nasional. Salah satunya adalah Bendungan Jatiluhur di Jawa Barat.

Menkoinfra Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, infrastruktur berusia puluhan tahun ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan rekayasa teknik, tetapi juga penopang kedaulatan pangan, energi, dan ketahanan air nasional. 

banner 336x280

Dalam rilis resmi yang diterima Sabtu (8/2/2025), AHY menjelaskan bahwa Bendungan Jatiluhur berperan sebagai multipurpose dam dengan fungsi kompleks.

“Ini bukan sekadar bangunan megah, tetapi pencapaian teknologi yang masih vital hingga hari ini. Dari suplai air bersih DKI Jakarta, pengendalian banjir, hingga irigasi 237.790 hektare lahan pertanian di Jawa Barat yang menyumbang 10 persen produksi padi nasional,” paparnya. 

Data teknis menunjukkan, bendungan terbesar di Indonesia ini memiliki kapasitas tampung air mencapai 2,44 miliar meter kubik, mendukung Indeks Pertanaman (IP) 210 persen atau dua kali musim tanam per tahun di wilayah Karawang dan Purwakarta.

Tak hanya itu, Jatiluhur juga menjadi tulang punggung sistem kelistrikan melalui pasokan air baku ke tiga PLTA strategis: Saguling, Cirata, dan Djuanda. 

Sebagai infrastruktur berkelanjutan, Jatiluhur disebut AHY akan menjadi model pengelolaan bendungan masa depan.

“Ini contoh bagaimana warisan infrastruktur lama bisa tetap relevan dengan modernisasi dan tata kelola berorientasi keberlanjutan,” tandasnya.

Di tengah ancaman krisis iklim, pemerintah mengaku sedang mengakselerasi modernisasi pengelolaan bendungan.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, Imam Santoso, menyatakan pihaknya telah menyiapkan inovasi berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.

“Kami optimis Jatiluhur tak hanya jadi penopang masa lalu, tetapi juga solusi masa depan. Sistem pengelolaan air yang adaptif akan jadi kunci menghadapi tantangan iklim ekstrem,” ujarnya. 

Langkah konkret yang sedang dijalankan meliputi pemutakhiran sistem pemantauan digital, optimalisasi alokasi air antarsektor, dan penyesuaian pola operasi berdasarkan prediksi cuaca jangka pendek.

Upaya ini diharapkan menjawab lonjakan kebutuhan air bersih, irigasi, dan energi seiring pertumbuhan penduduk dan industri. (*)