“Kita harus maksimalkan Posyandu sebagai garda terdepan. Edukasi gizi untuk ibu hamil dan menyusui harus diperkuat,” katanya.
Zaenul juga menyoroti perlunya kolaborasi multi-sektor dalam penanganan stunting. Menurutnya, Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan Dinas Pertanian, Pendidikan, Sosial, hingga sektor swasta dan akademisi.
“Ini bukan urusan satu dinas saja. Semua pihak harus bergerak bersama,” tegasnya.
Sebagai solusi inovatif, anggota dewan ini juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk pemantauan data stunting secara real-time dan pengembangan aplikasi edukasi gizi. Selain itu, dia mengusulkan pengembangan pangan lokal kaya gizi sebagai alternatif MPASI yang terjangkau.
“NTB punya potensi pangan lokal yang luar biasa. Kita bisa kembangkan ini menjadi solusi MPASI yang bergizi dan murah,” ujar Zaenul.