JAKARTA – Pemerintah mengandalkan teknologi canggih untuk memutus praktik pungli yang telah mengakar di industri transportasi. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyiapkan sistem Weigh-in-Motion (WIM) sebagai senjata ampuh melawan oknum-oknum yang selama ini memeras sopir truk.
“Kami sedang menyusun penindakan secara elektronik dengan memasang WIM untuk melakukan penindakan,” ungkap Dirjen Perhubungan Darat, Aan Suhanan, dalam rapat koordinasi lintas kementarian dan lembaga, yang dipimpin Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, di Jakarta, Kamis.
Teknologi revolusioner ini memungkinkan penimbangan muatan truk dilakukan otomatis saat kendaraan melaju tanpa harus berhenti.
Kecanggihan WIM terletak pada kemampuannya mengeliminasi faktor manusia yang selama ini menjadi celah korupsi.
Data muatan akan langsung terekam digital dan pelanggaran tercatat otomatis tanpa ada ruang “negosiasi” antara sopir dan petugas di pinggir jalan.
Dengan WIM, interaksi langsung yang memicu pungli dapat dihindari total.
Sistem ini menjadi jawaban atas pengungkapan Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono soal pungli fantastis hingga Rp 150 juta per truk per tahun.
Beban finansial inilah yang memaksa pengusaha mengoperasikan truk Over Dimension Over Load (ODOL) untuk menutupi kerugian.
“Kalau biaya perjalanan bisa efisien tanpa pungli, maka tidak perlu lagi mengoperasikan kendaraan over dimension over load,” tegas AHY.
Namun, penerapan sistem tilang elektronik berbasis WIM baru ditargetkan beroperasi pada 2026 setelah melalui tahap sosialisasi menyeluruh kepada seluruh stakeholder terkait.