JAKARTA – Pemerintah akan menggunakan solusi alami seperti penanaman mangrove dalam proyek perlindungan pantai utara Jawa. Pendekatan ini dipilih sebagai alternatif dari pembangunan tanggul laut raksasa yang membutuhkan biaya besar.
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan tidak semua wilayah memerlukan tanggul laut. Beberapa area bisa ditangani dengan penguatan tanggul pantai atau penanaman mangrove.
“Kita ingin menghadirkan solusi yang sifatnya terintegrasi, kombinasi antara pendekatan pembangunan tanggul, baik tanggul pantai maupun tanggul laut, tapi juga solusi yang alami contohnya dengan mangrove,” kata AHY setelah melapor kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, rabu (17/9).
Proyek perlindungan pantai ini bertujuan melindungi masyarakat pesisir dari banjir rob dan penurunan tanah. Wilayah industri strategis dan Kawasan Ekonomi Khusus di sepanjang pantai utara Jawa juga akan terlindungi.
Pemerintah telah membentuk Badan Otorita Pantura Jawa sebagai pelaksana proyek ini. Badan ini akan menyusun rencana induk dan mengeksekusi pembangunan di lima provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
AHY menekankan proyek besar ini membutuhkan investasi dari dalam dan luar negeri. Pemerintah tidak hanya mengandalkan anggaran negara untuk membiayai seluruh proyek.
“Berbicara proyek besar ini membutuhkan investasi. Tidak hanya kita bisa bersandar pada fiskal yang kita miliki, tentunya kita mengundang investasi sebanyak-banyaknya,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, pemerintah akan menyelaraskan konsep yang sudah ada dari berbagai lembaga. Hal ini untuk memastikan rencana induk yang lengkap sebelum mulai pembangunan.
