JAKARTA – Pemerintah akan menawarkan proyek tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di Pantai Utara Jawa kepada investor internasional dalam ajang International Conference on Infrastructure (ICI) yang digelar 11-12 Juni 2025 di Jakarta.
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan, pihaknya sedang menyiapkan skema pendanaan yang menguntungkan kedua belah pihak untuk memikat investor asing.
“Investasi ini haruslah memberikan keuntungan pada investor sehingga terciptanya keuntungan dua belah pihak baik bagi pemerintah Indonesia maupun bagi investor,” kata AHY dalam Forum Group Discussion bertema Strengthening Coastal Resilience di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Langkah mencari investor asing ini diambil karena keterbatasan anggaran pemerintah untuk membangun tanggul raksasa sepanjang pesisir Banten hingga Gresik.
AHY menegaskan pembangunan tanggul dari ujung ke ujung tidak feasible secara ekonomi.
“Jangan membayangkan membangun giant sea wall dari ujung ke ujung karena selain tidak feasible, masih banyak prioritas lain yang harus diteruskan,” ujarnya.
Sebagai alternatif, pemerintah akan menerapkan strategi beragam untuk mengatasi ancaman kenaikan muka air laut.
Pendekatan ini meliputi pembangunan tanggul laut di titik-titik strategis, relokasi masyarakat di wilayah yang memungkinkan, hingga penanaman mangrove.
AHY menjelaskan strategi relokasi akan diprioritaskan di daerah dengan kepadatan penduduk rendah.
“Ada pendekatan revitalisasi di daerah yang penduduknya tidak terlalu padat, relokasi bisa menjadi opsi paling masuk akal,” katanya.
Proyek Strategis Nasional ini menjadi bagian upaya pemerintah menangani ancaman banjir rob yang semakin mengancam wilayah pesisir utara Jawa.
Pemerintah berharap skema kemitraan dengan investor swasta dapat mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur perlindungan pantai.
Saat ini, tim Menko IPK masih merancang berbagai opsi skema pembiayaan yang akan dipresentasikan kepada calon investor dalam konferensi infrastruktur bulan depan.