BATAM – Proyek Strategis Nasional Kawasan Permukiman Tanjung Banun di Kota Batam mencatat kemajuan signifikan dengan progres fisik mencapai 45,23 persen per Januari 2025. Pembangunan permukiman seluas 36,77 hektare ini menargetkan penyelesaian pada September 2025.
Kepala Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan Kepulauan Riau Rocky Adam menyatakan pembangunan kawasan senilai Rp164,77 miliar tersebut dimulai Desember 2024. Proyek ini menggunakan skema kontrak tahun jamak untuk mempercepat realisasi.
“Target penyelesaiannya pada September 2025,” kata Rocky Adam menjelaskan progres proyek yang melibatkan empat kementerian dan BP Batam.
Kawasan yang saat ini didominasi lahan perkebunan, tambak udang, dan peternakan akan berubah menjadi permukiman terintegrasi. Dua kampung eksisting yaitu Kampung Melayu Tanjung Banun dan Kuala Buluh menjadi pusat lingkungan utama dalam penataan kawasan.
Kementerian PU fokus menyiapkan infrastruktur dasar termasuk pekerjaan tanah, sistem air minum, sanitasi, dan Puskesmas Pembantu. Kementerian Transmigrasi kemudian membangun 350 unit rumah tipe 45 di atas lahan yang telah disiapkan.
Rocky Adam merinci target kesiapan lahan persil rumah secara bertahap. Sebanyak 150 persil ditargetkan rampung akhir Juni 2025, 250 persil pada Juli 2025, dan 350 persil pada Agustus 2025.
Menteri PU Dody Hanggodo menekankan proyek ini tidak sekadar menghadirkan infrastruktur dasar. Pemerintah berkomitmen menciptakan kawasan layak huni yang mendorong pemerataan ekonomi dan sosial di wilayah pesisir dan perbatasan.
Kolaborasi empat kementerian dalam proyek ini menunjukkan keseriusan pemerintah mengembangkan kawasan permukiman berkelanjutan. Kawasan Tanjung Banun diharapkan menjadi model permukiman produktif di wilayah strategis Indonesia.