Zona basah di lantai pertama diperuntukkan pedagang ikan, daging, dan sayuran, sedangkan lantai dua difungsikan sebagai zona kering untuk kios pakaian dan kelontong.
Desain revitalisasi menggabungkan arsitektur khas Osing dengan langgam kolonial Belanda sebagai penghormatan terhadap nilai sejarah pasar yang dibangun sejak 1981.
Fasad depan pasar akan memiliki fungsi retail dan hawker food dengan pedestrian selebar lima meter untuk menciptakan suasana wisata kuliner.
Kawasan pasar akan terintegrasi dengan Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Blambangan dan Alun-Alun Sri Tanjung membentuk koridor hijau sepanjang dua kilometer.
Penataan ini diharapkan mendukung acara pariwisata unggulan seperti Banyuwangi Ethno Carnival dan menjadikan pasar sebagai destinasi wisata belanja yang memadukan fungsi ekonomi dengan nilai heritage.
Jadi kolumnis di Demokrat News!
Tulis apa saja, gaya bebas sesukamu. Cerita-cerita keseharian, pemikiran, atau perasaanmu. Baca ketentuannya di sini.
