BANYUWANGI – Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi menghadirkan konsep bangunan ramah lingkungan dengan teknologi Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang mengedepankan efisiensi energi dan sirkulasi udara alami.
Pasar yang dibangun di atas lahan 10.600 meter persegi ini dirancang dengan fasilitas ramah difabel dan area parkir berkapasitas 336 kendaraan.
PT Lince Romauli Raya selaku kontraktor pelaksana telah memulai konstruksi sejak Oktober 2024 dengan anggaran APBN Rp152 miliar. Pembangunan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, lansekap, hingga sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing.
“Kementerian PU memiliki komitmen untuk memastikan pasar rakyat berfungsi maksimal sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat,” kata Menteri PU Dody Hanggodo.
Pembangunan pasar merupakan implementasi visi Asta Cita melalui Strategi PU 608 untuk memperkuat infrastruktur perdagangan rakyat.
Pasar berlokasi di Jalan Satsuit Tubun ini terdiri dari dua bangunan utama setinggi dua lantai dengan total 777 kios dan los.
Zona basah di lantai pertama diperuntukkan pedagang ikan, daging, dan sayuran, sedangkan lantai dua difungsikan sebagai zona kering untuk kios pakaian dan kelontong.
Desain revitalisasi menggabungkan arsitektur khas Osing dengan langgam kolonial Belanda sebagai penghormatan terhadap nilai sejarah pasar yang dibangun sejak 1981.
Fasad depan pasar akan memiliki fungsi retail dan hawker food dengan pedestrian selebar lima meter untuk menciptakan suasana wisata kuliner.
Kawasan pasar akan terintegrasi dengan Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Blambangan dan Alun-Alun Sri Tanjung membentuk koridor hijau sepanjang dua kilometer.
Penataan ini diharapkan mendukung acara pariwisata unggulan seperti Banyuwangi Ethno Carnival dan menjadikan pasar sebagai destinasi wisata belanja yang memadukan fungsi ekonomi dengan nilai heritage.