JIMBARAN – Kementerian Ekonomi Kreatif berencana mengembangkan model Museum SAKA ke berbagai wilayah Indonesia setelah menilai institusi budaya berbasis teknologi di Bali ini berhasil menjadi contoh ideal kolaborasi lintas sektor dalam industri kreatif digital.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya yang melakukan kunjungan langsung ke Museum SAKA di Ayana Estate, Jimbaran pada Sabtu (14/6/2025), menegaskan bahwa pemerintah akan mendorong kehadiran institusi serupa sebagai bagian strategi pembangunan ekosistem ekonomi kreatif nasional.
“Museum SAKA adalah contoh bagaimana sinergi dan kolaborasi mampu memperkuat posisi budaya lokal dalam panggung global, sekaligus memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” kata Teuku Riefky.
Museum yang mengangkat warisan spiritual dan artistik Bali ini dinilai berhasil mengintegrasikan seni rupa, teknologi, dan arsitektur berkelanjutan dalam satu konsep yang utuh. Pendekatan ini mencerminkan sinergi kreatif yang dibutuhkan dalam ekosistem ekonomi kreatif kontemporer.
Teuku Riefky menjelaskan, kolaborasi yang diterapkan Museum SAKA sejalan dengan misi Kementerian Ekonomi Kreatif membangun ruang interaksi dan pembelajaran sebagai inkubator ide serta kolaborasi antar pelaku kreatif.
Museum SAKA mengusung filosofi Tri Hita Karana yaitu harmoni antara Tuhan, manusia, dan alam, melalui pendekatan kontemporer. Koleksinya mencakup ogoh-ogoh, manuskrip kuno, gamelan, hingga instalasi arsitektur reflektif yang menyatu dengan lingkungan.
Salah satu koleksi unggulan adalah teknik Kamasan, gaya seni lukis dan tempa logam kuningan tradisional dari Desa Kamasan, Klungkung. Lukisan Kamasan dikenal dengan detail rumit, warna cerah, dan cerita mitologi Hindu-Bali.
Menteri Ekraf mengingatkan pentingnya kerja sama berkelanjutan antara pemerintah, komunitas kreatif, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang tangguh.
Museum SAKA dinilai mampu membuka ruang kolaborasi lebih luas antara sektor budaya, teknologi, pendidikan, dan pariwisata.
Kunjungan ini dihadiri pemilik Hotel Ayana Rudy Suliawan dan Riki Suliawan, CEO Hotel Ayana Widiada, Penasihat Hotel Ayana Marlowe Bandem, Direktur Hotel Ayana Judith Bosnak, serta Ida Bagus Eka Haristha sebagai Pendiri Naluri Manca.
Menteri Ekraf didampingi Sekretaris Kementerian Dessy Ruhati dan Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Dadam Mahdar dalam kunjungan tersebut.