JAKARTA – Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan ormas Islam wajib menjaga persatuan bangsa di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan dengan Presiden di Hambalang, Bogor, Sabtu (30/8/2025).
Haedar menilai ormas Islam memiliki peran strategis karena pengalaman panjang dalam sejarah Indonesia.
“Kita kekuatan ormas Islam sebagai kekuatan yang punya sejarah yang panjang di Republik ini dalam kemerdekaan dan pascakemerdekaan, memahami betul, menghayati betul bahwa persatuan, keutuhan, dan masa depan bangsa itu perlu kita jaga bersama,,” katanya.
Dia menekankan pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan bangsa. “Persatuan, keutuhan, dan masa depan bangsa itu perlu kita jaga bersama,” tegasnya.
Haedar juga mengingatkan bahaya penyalahgunaan demokrasi untuk memecah belah bangsa.
“Kami memahami demokrasi dan aspirasi, tetapi hendaknya seluruh rakyat Indonesia dapat memanfaatkan demokrasi itu dengan penuh pertanggungjawaban, keadaban,” ujarnya.
Untuk itu dia meminta masyarakat waspada terhadap tindakan yang merusak persatuan. Semua pihak diimbau menghindari kekerasan dan perbuatan yang meruntuhkan kesatuan bangsa.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyebut pertemuan tersebut sebagai forum dialog terbuka antara Presiden dan pimpinan ormas Islam. Para pemimpin sepakat bekerja sama menghadapi berbagai tantangan nasional.
“Kami bersepakat untuk bersama-sama, bahu-membahu berupaya untuk mengatasi keadaan, untuk mengajak kepada masyarakat supaya lebih tenang,” kata Yahya.
Dia yakin dengan dukungan pemimpin umat, pemerintahan Prabowo dapat mengatasi semua tantangan.
Yahya berharap ada pertemuan lanjutan untuk memperkuat komitmen bersama. “Mudah-mudahan akan ada sesuatu yang bisa dinyatakan sebagai tekad bersama, kesepakatan bersama antara Presiden Prabowo Subianto dengan ormas-ormas Islam,” jelasnya.
Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua MPR Ahmad Muzani beserta sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.