DEMAK – Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengakui keterbatasan anggaran pemerintah untuk menangani banjir rob di Demak dan kawasan Pantura tahun ini.
Pengakuan tersebut disampaikan langsung kepada warga terdampak dalam acara istighosah di Sayung, Demak.
“Tahun ini pemerintah baru memiliki anggaran terbatas untuk wilayah ini. Tapi kita sama-sama perjuangkan agar pada pembahasan anggaran perubahan atau di tahun-tahun berikutnya, kebutuhan-kebutuhan warga bisa lebih mencukupi,” ujar Dody di hadapan ratusan warga yang hadir.
Menteri yang datang mewakili Presiden Prabowo Subianto itu menyampaikan hal tersebut dalam suasana khidmat acara doa bersama yang dipenuhi warga korban rob.
Kehadiran pejabat tinggi negara di tengah-tengah warga yang menderita akibat bencana ini menunjukkan keseriusan pemerintah, meski dibarengi pengakuan jujur soal keterbatasan dana.
Untuk menutupi kekurangan anggaran, pemerintah saat ini mengandalkan penanganan darurat.
Empat unit ekskavator dan 10 unit pompa mobile telah ditempatkan di titik-titik rawan rob Sayung.
Normalisasi Sungai Dombo juga tengah dilakukan sebagai langkah cepat mengurangi genangan.
Lebih jauh, Dody menjelaskan bahwa permasalahan rob di Demak tidak bisa diselesaikan secara parsial.
Wilayah ini menjadi bagian integral dari kawasan Pantura yang mengalami masalah serupa akibat perubahan iklim global.
“Kalau kita bicara rob, tidak hanya Jakarta karena penurunan tanah, tidak hanya Semarang, tetapi sepanjang pantai utara dengan prioritas Jakarta dan Semarang. Kalau bicara Semarang otomatis Demak, Jepara, dan Rembang menjadi satu bagian,” jelasnya.
Sebagai solusi jangka panjang, pemerintah berencana membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa. Rencana ini telah disampaikan Presiden Prabowo pada pekan lalu.
