Menteri Ekraf Sebut Literasi Digital Kunci Perluas Jangkauan Industri Kreatif

oleh -466 Dilihat
oleh
Menteri Ekraf Di Paper Unfold 2025
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya memberikan sambutan dalam forum Paper Unfold 2025 di The Kasablanka Hall, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

JAKARTA – Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyebut literasi keuangan dan digitalisasi menjadi kunci memperluas jangkauan industri kreatif Indonesia hingga ke daerah. Pernyataan ini disampaikan dalam forum Paper Unfold 2025 di The Kasablanka Hall, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

“Kami melihat semangat luar biasa dari para pegiat ekraf untuk tumbuh dengan cara yang inovatif. Literasi keuangan dan digitalisasi menjadi kunci untuk memperluas jangkauan industri kreatif di seluruh Indonesia, tidak hanya di kota besar, tetapi juga di daerah,” kata Teuku Riefky.

Forum ini menjadi ruang dialog antara pelaku industri dan pemerintah untuk menjawab tantangan transformasi digital. Teuku Riefky menilai acara ini akan memperkuat literasi digital sekaligus memperluas akses terhadap inovasi teknologi.

Kementerian Ekraf menerapkan pendekatan hexahelix untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dari daerah. Pendekatan ini melibatkan enam pihak: pemerintah, industri, akademisi, komunitas, media, dan lembaga keuangan.

“Kami akan terus mendorong kreativitas dan inovasi agar menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang di mulai dari daerah,” ujar Teuku Riefky.

Menteri juga mengapresiasi semangat pegiat ekraf yang terus berinovasi di tengah perkembangan teknologi global. Kementeriannya terus memperkuat kerja sama dengan berbagai mitra internasional, termasuk negara dengan potensi investasi tinggi.

Acara bertema Rooted in Legacy, Rising with Technology ini juga menjadi ajang peluncuran logo baru Paper. Platform pembayaran digital ini kini telah melayani lebih dari 700.000 mitra bisnis.

CEO Paper Yosia Sugialam menyebut perusahaannya telah menerbitkan lebih dari 14 juta faktur digital sejak berdiri pada 2017. Total transaksi yang diproses mencapai 3,7 miliar dolar AS.

“Kami menjadi pionir pembayaran B2B dengan kartu kredit dan kini berkolaborasi dengan perbankan nasional untuk menghadirkan kartu kredit bisnis pertama di Indonesia,” ungkap Yosia.

Co-Founder Paper Jeremy Limman menambahkan, rebranding ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan inovasi perusahaan. Paper tetap berakar pada nilai awal namun terus berkembang sebagai pionir teknologi.

“Transaksi B2B Paper kini menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.

Acara dihadiri pimpinan industri, asosiasi bisnis, dan pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor. Turut hadir Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam serta Direktur Jasa TIK Abdul Malik.