AHY memperingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus memiliki resiliensi terhadap risiko iklim dan bencana. Indonesia berada di ring of fire dan menghadapi dampak pemanasan global serta krisis iklim.
“Kita harus mengingatkan diri kita sendiri, langkah tidak bertanggung jawabnya kita ketika kita lakukan pembangunan itu tanpa memperhatikan keberlanjutan, kelangsungan lingkungan kita, dan dampaknya pada anak cucu kita,” tegasnya.
Melalui informasi geospasial, wilayah rawan bencana dapat dipetakan dengan akurat. Para aktor pembangunan infrastruktur tidak boleh sembarangan membangun tanpa data dan informasi kredibel. Mitigasi bencana harus menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan.
AHY juga menekankan bahwa informasi geospasial harus berorientasi pada penerima manfaat. Informasi tersebut harus bersifat tangkas dan responsif terhadap perkembangan, termasuk tantangan perubahan iklim dan aspirasi masyarakat.