“Untuk jangka panjang, siapa tahu buah jeruk yang dihasilkan nantinya bisa menjadi produk unggulan dan oleh-oleh khas Desa Bonjeruk,” kata Usman.
Aspek edukasi lingkungan menjadi nilai tambah dari program Menjerukkan Bonjeruk.
Melalui kegiatan ini, generasi muda dapat belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian alam sambil memahami sejarah dan makna nama desa mereka.
Pembelajaran langsung melalui praktik penanaman dinilai lebih efektif daripada sekadar teori.
Pemanfaatan lahan di sekitar sumur bersejarah untuk konservasi juga menunjukkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam.
Masyarakat Bonjeruk memilih spesies tanaman yang tidak hanya bermanfaat secara ekologis, tetapi juga memiliki nilai ekonomis dan simbolis bagi identitas desa.
Program Menjerukkan Bonjeruk diharapkan dapat menjadi model konservasi lingkungan berbasis kearifan lokal yang dapat diadopsi oleh desa-desa lain.
Kombinasi antara pelestarian lingkungan, penguatan identitas budaya, dan pengembangan ekonomi lokal menjadikan program ini sebagai contoh pembangunan berkelanjutan yang holistik.
“Kita tidak hanya mengukur keberhasilan program ini dari jumlah pohon yang berhasil tumbuh, tetapi juga dari dampaknya terhadap kesadaran lingkungan masyarakat dan penguatan identitas Desa Bonjeruk sebagai destinasi wisata yang unik dan berkarakter,” kata Usman.