Menteri Riefky menilai kesepakatan ini sebagai langkah konkret Prancis untuk menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis dalam pengembangan industri kreatif.
“Ini awal dari kerjasama yang konkret, setara, dan saling menguntungkan,” ujar Riefky, merujuk pada rangkaian pertemuan bilateral yang telah berlangsung.
Setelah mengunjungi Borobudur, Macron langsung menuju Bandara Yogyakarta International Airport untuk melanjutkan kunjungan kenegaraan ke negara lain.
Kerjasama Indonesia-Prancis dalam sektor ekonomi kreatif ini dinilai akan memberikan dampak positif bagi daerah-daerah di Indonesia.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indra Jaya Usman, menyambut baik diplomasi budaya kedua negara tersebut.
“Kunjungan bersejarah Presiden Macron ke Borobudur menunjukkan apresiasi dunia terhadap warisan budaya Indonesia. Ini membuka peluang besar bagi daerah-daerah seperti NTB untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Indra Jaya Usman dalam keterangannya.
Politikus yang akrab disapa IJU itu menilai kerjasama di bidang kriya dan fesyen akan sangat menguntungkan NTB yang memiliki keunggulan produk tenun dan kerajinan tradisional.
Menurutnya, MoU yang ditandatangani kedua negara dapat menjadi jembatan bagi pengrajin lokal untuk menembus pasar internasional.
“NTB memiliki potensi besar di sektor kriya seperti tenun Sasak dan kerajinan mutiara. Kerjasama dengan Prancis ini bisa menjadi katalisator untuk mengangkat produk lokal kita ke kancah global,” ungkap IJU.