“Pemilu, baik nasional maupun lokal, ditandai dengan manipulasi identitas etnis, agama, dan daerah,” ungkap AHY.
Praktik ini dinilainya telah mengubah kampanye politik menjadi pertarungan “kami versus mereka”, bukan diskusi substansial tentang kebijakan dan visi pembangunan.
AHY menegaskan, penggunaan ketakutan sebagai alat kampanye harus segera dihentikan.
Menurutnya, politik identitas hanya akan memecah belah masyarakat dan menjauhkan politik dari esensi sesungguhnya yaitu pelayanan publik.
