SEMARANG – Petani di Jawa Tengah akan merasakan manfaat besar dari Bendungan Jragung yang kini sudah 88% selesai. Bendungan ini akan mengairi 4.528 hektare lahan pertanian di Kabupaten Grobogan dan Demak mulai 2027.
Bendungan dengan kapasitas 90 juta meter kubik ini memungkinkan petani menanam padi tiga kali dalam setahun. Sebelumnya, petani hanya bisa menanam dua kali karena keterbatasan air.
“Harapan saya di tahun 2027 sudah dapat mengairi 4.500-an hektare lahan pertanian, sehingga akan meningkatkan Indeks Pertanaman dari 200% menjadi 300%,” kata Menteri PU Dody Hanggodo saat meninjau bendungan, Jumat (5/9).
Pembangunan yang dimulai Oktober 2020 ini ditargetkan selesai September 2026. Bendungan akan melayani daerah irigasi seluas 4.053 hektare plus tambahan 473 hektare lahan baru.
Lokasi bendungan berada di hulu Sungai Jragung dengan daerah tangkapan seluas 94 kilometer persegi. Wilayah yang mendapat manfaat meliputi Kecamatan Karangawen, Mranggen, dan Guntur di Demak, serta Tegowanu dan Tanggung Harjo di Grobogan.
Bendungan ini juga menyediakan air bersih 1.000 liter per detik untuk tiga daerah. Kota Semarang mendapat 400 liter per detik, Grobogan 250 liter per detik, dan Demak 350 liter per detik.
Manfaat lain adalah pengurangan banjir hingga 45 persen. Bendungan juga berpotensi menghasilkan listrik dari tenaga surya 90 MW dan mikrohidro 1,4 MW.
Warga sekitar mulai merasakan dampak ekonomi dari pembangunan bendungan. Pedagang Nur Samsiyah mulai berjualan sejak Ramadan lalu karena banyak pengunjung.
“Sejak Ramadhan lalu banyak warga ngabuburit ke sini untuk menikmati pemandangan bendungan, jadi kami manfaatkan peluang itu untuk berjualan,” katanya.
Kepala BBWS Pemali Juana Sudarto melihat potensi wisata yang menjanjikan. Sepanjang akses 9,4 kilometer ke bendungan, banyak warung bermunculan memanfaatkan pemandangan. Bendungan Jragung menjadi bagian program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto. Proyek ini diharapkan mendukung ketahanan pangan sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat.
