Mataram — Ketua DPD Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat (NTB), Indra Jaya Usman (IJU), mengungkapkan ketimpangan digital bukan lagi sekadar isu teknologi.
“Ketimpangan digital sudah menjadi masalah struktural yang berdampak langsung pada kesenjangan sosial dan ekonomi di daerah, termasuk di NTB,” kata IJU di Mataram, Rabu (14/5).
Pernyataan IJU ini menanggapi sinyalemen Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono, terkait isu green growth.
IJU mengatakan isu ketimpangan digital sangat relevan di wilayah seperti NTB yang masih menghadapi kesenjangan akses internet di banyak desa.
“Tanpa pemerataan digital, mustahil kita bicara pertumbuhan yang adil,” ujarnya.
Untuk itu IJU meminta pemerintah daerah berperan aktif dalam mempercepat pemerataan infrastruktur digital melalui kerja sama lintas sektor dengan swasta dan perguruan tinggi.
“Transformasi digital tidak boleh hanya dinikmati oleh masyarakat kota. Warga desa, pelaku UMKM, hingga nelayan di pesisir juga harus diberi akses dan pelatihan agar tidak tertinggal,” tegasnya.
IJU juga menekankan pentingnya kebijakan nasional yang berpihak pada daerah-daerah luar Jawa, agar pembangunan tidak menimbulkan kesenjangan baru di era digital.
“Jika Indonesia ingin tumbuh secara berkelanjutan, maka digitalisasi harus bersifat inklusif dan merata. Ini bukan pilihan, tapi keharusan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan ketimpangan akses teknologi digital menjadi salah satu tantangan besar dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang inklusif.
AHY menyatakan hal itu di dalam forum TYI Lecture Series bertema Green Growth: Sustainable Growth with Equity, di Yogyakarta, Sabtu (11/5), dalam kapasitasnya sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute.
Selain perubahan iklim dan krisis energi, AHY menilai ketimpangan digital harus segera diatasi agar pertumbuhan tidak hanya dinikmati segelintir pihak.
