Jakarta –Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Teuku Riefky Harsya mendukung Jakarta menjadi Kota Sinema dalam rangka menyambut lima abad usia Ibu Kota pada 2027.
Komitmen ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis untuk mengaktivasi ekosistem ekonomi kreatif berbasis film, dengan serangkaian kegiatan terencana mulai 2025 hingga 2027.
Dalam keterangan pers yang diterima Rabu (6/2), Riefky menegaskan industri film sebagai pilar penting pembangunan identitas budaya, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan daya saing global.
“Film bukan sekadar hiburan, melainkan alat diplomasi internasional untuk memperkenalkan produk kreatif Indonesia,” ujarnya.
Untuk memperkuat ekosistem perfilman, Kemenekraf akan fokus pada penyederhanaan akses pembiayaan, perluasan pasar, percepatan perizinan produksi, serta peningkatan kualitas SDM dan distribusi film ke pasar global.
Riefky juga menekankan pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual sebagai tantangan utama pengembangan ekonomi kreatif.
Dukungan ini sejalan dengan inisiatif Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta (Pemprov DKJ) dan Festival Film Tempo dalam gelaran Malam Insan Film bertajuk “Menuju Jakarta Kota Global Kota Sinema” di Balai Agung, Balai Kota Jakarta.
Acara tersebut menghadirkan diskusi tentang peran film dalam merekam dinamika Jakarta, dengan sekitar 50 film berlatar Jakarta sebagai bukti potensi lokal.
Wakil Gubernur Jakarta Terpilih 2025-2030, Rano Karno, menyoroti tantangan teknis seperti biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.
“Syuting di Belanda atau Bandara Changi lebih murah daripada di Jakarta. Ini perlu jadi perhatian,” tegasnya, sembari mengapresiasi langkah Kemenekraf yang telah menggandeng Bappeda untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Hadir dalam acara tersebut Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, serta sejumlah tokoh perfilman seperti Ario Bayu dan Slamet Rahardjo. (*)