Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya sinergi strategis antara pemerintah dan platform digital dalam mendorong industri kreatif sebagai “mesin pertumbuhan baru” ekonomi Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan jajaran direksi Shopee di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Jumat (7/2/2025), yang membahas perluasan kolaborasi riset, pendidikan, dan fasilitasi UMKM kreatif.
Menekraf Riefky menekankan, penguatan ekosistem kreatif melalui riset berbasis data dan peningkatan kualitas SDM merupakan kunci mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen.
“Industri kreatif harus menjadi the new engine of growth yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, kami mengajak Shopee memperdalam program pelatihan serta pendampingan, khususnya di daerah,” ujarnya.
Ia mengapresiasi inisiatif Shopee dalam program pelatihan bagi pelaku usaha, termasuk Desa Kreatif, yang dinilai berpotensi diperluas cakupannya.
“Kolaborasi ini harus menghasilkan lapangan kerja berkualitas dan membuka akses pasar global bagi produk lokal,” tambah Riefky, didampingi Sekretaris Utama Kemenekraf Dessy Ruhati dan para deputi bidang kreativitas.
Menanggapi ajakan tersebut, Direktur Eksekutif Shopee Christin Djuarto menyatakan komitmen perusahaan dalam mendukung program prioritas Kemenekraf, termasuk pelatihan teknologi bagi UMKM perempuan melalui Emak-Emak Melek Teknologi (Matic).
“Kami fokus pada peningkatan kapasitas digital, terutama bagi usaha mikro yang dikelola perempuan. Ini langkah konkret menuju ekonomi digital yang inklusif,” jelas Christin.
Christin menambahkan, Shopee akan mengoptimalkan fitur e-commerce seperti live streaming dan data analitik untuk membantu pelaku kreatif memahami tren pasar.
Program ini sejalan dengan strategi Kemenekraf dalam memprioritaskan sektor desain, film, dan teknologi kreatif.
Pertemuan ini juga membahas rencana pengembangan creative hub berbasis teknologi di daerah, pemanfaatan Katalog Virtual Indonesia, serta penyusunan regulasi yang mendukung monetisasi konten kreator digital.
Kedua pihak sepakat, kolaborasi multisektor diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah produk kreatif Indonesia di kancah internasional.
“Ini bukan sekadar kemitraan bisnis, tapi investasi jangka panjang untuk membangun ekosistem yang adaptif dengan perubahan global,” tegas Menekraf Riefky.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam, serta Direktur Gim Luat Sihombing. (*)