“Ada beberapa potensi ekraf seperti Kain Ranta dari Lembah Bada yang terbuat dari kulit kayu untuk produk fesyen, Kopi Poso, dan produk olahan makanan seperti Olahan Ikan Sidat,” ungkapnya.
Untuk mempercepat pengembangan sektor ini, Pemkab Poso mengajukan beberapa program kolaborasi kepada Kementerian Ekraf.
Program tersebut meliputi pembentukan Poso Creative Hub, penyelenggaraan Festival Ekraf Poso, digitalisasi produk ekraf melalui pelatihan branding dan pemasaran, serta penguatan Hak Kekayaan Intelektual untuk perlindungan produk lokal.
Menanggapi usulan tersebut, Menteri Riefky mendorong pembentukan Dinas Ekraf di Kabupaten Poso untuk memperkuat ekosistem kreatif. Saat ini, 21 provinsi, 39 kabupaten, dan 17 kota telah membentuk dinas serupa.
“Dengan demikian, potensi ekonomi kreatif yang sudah tersedia di Poso bisa lebih mapan dalam pengembangannya,” jelasnya.
Menteri Riefky berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kreatif Poso, sekaligus membuka peluang kerja dan menarik investor untuk kesejahteraan masyarakat.