JAKARTA – Kain Ranta, wastra tradisional berbahan kulit kayu dari Lembah Bada, Poso, menjadi fokus pembahasan antara Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pemkab Poso dalam upaya memperkuat industri kreatif nasional berbasis kearifan lokal.
Pertemuan yang digelar di Gedung Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta, Selasa (17/6), membahas strategi pengembangan potensi ekonomi kreatif Poso yang unik, termasuk kerajinan tradisional Kain Ranta yang terbuat dari bahan alami kulit kayu.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya menggali potensi daerah sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.
“Potensi ekonomi kreatif tidak hanya berada di kota besar, tapi bergantung juga pada harta karun yang ada di daerah,” katanya saat menerima kunjungan Bupati Poso Verna Gladies Merry Inkiriwang.
Kabupaten Poso menunjukkan tren positif sektor pariwisata dengan pertumbuhan wisatawan mancanegara mencapai 171,52 persen dan wisatawan nusantara 235 persen pada 2024. Pencapaian ini menjadi modal pengembangan ekonomi kreatif, khususnya subsektor fesyen, kriya, dan kuliner.
Bupati Verna memaparkan keunggulan produk lokal Poso yang berpotensi dikembangkan dalam industri kreatif.
“Ada beberapa potensi ekraf seperti Kain Ranta dari Lembah Bada yang terbuat dari kulit kayu untuk produk fesyen, Kopi Poso, dan produk olahan makanan seperti Olahan Ikan Sidat,” ungkapnya.
Untuk mempercepat pengembangan sektor ini, Pemkab Poso mengajukan beberapa program kolaborasi kepada Kementerian Ekraf.
Program tersebut meliputi pembentukan Poso Creative Hub, penyelenggaraan Festival Ekraf Poso, digitalisasi produk ekraf melalui pelatihan branding dan pemasaran, serta penguatan Hak Kekayaan Intelektual untuk perlindungan produk lokal.
Menanggapi usulan tersebut, Menteri Riefky mendorong pembentukan Dinas Ekraf di Kabupaten Poso untuk memperkuat ekosistem kreatif. Saat ini, 21 provinsi, 39 kabupaten, dan 17 kota telah membentuk dinas serupa.
“Dengan demikian, potensi ekonomi kreatif yang sudah tersedia di Poso bisa lebih mapan dalam pengembangannya,” jelasnya.
Menteri Riefky berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kreatif Poso, sekaligus membuka peluang kerja dan menarik investor untuk kesejahteraan masyarakat.