JAKARTA – Sektor ekonomi kreatif Indonesia mencatat prestasi gemilang dengan total investasi mencapai Rp 90,12 triliun pada semester pertama 2025. Angka ini jauh melampaui capaian seluruh tahun 2024 yang hanya Rp 64,22 miliar.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengungkapkan pencapaian ini dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (4/9/2025).
“Peningkatan investasi ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap ekosistem ekraf Indonesia yang semakin kompetitif,” kata Teuku Riefky.
Singapura menjadi investor asing terbesar dengan nilai investasi Rp 18,65 triliun pada semester pertama 2025. Data ini berdasarkan olahan Kementerian Ekraf dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Dari sisi domestik, DKI Jakarta tetap menjadi magnet utama investasi. Investasi di ibu kota melonjak dari Rp 18,14 triliun pada 2024 menjadi Rp 25,97 triliun pada 2025.
Kementerian Ekraf menargetkan investasi akan terus naik hingga mencapai Rp 152,3-183,7 triliun pada 2029. Target ini sejalan dengan rencana menjadikan sektor kreatif sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi nasional.
Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 5,69 persen pada 2024. Pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB ekraf mencapai 6,12 persen pada 2029.
Ekspor produk kreatif Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan. Nilai ekspor mencapai USD 13 miliar pada semester pertama 2025, dengan proyeksi naik menjadi USD 33 miliar pada 2029.
Subsektor fesyen memimpin ekspor dengan nilai USD 7,09 miliar, diikuti kriya USD 5,01 miliar, dan kuliner USD 767 juta. Pasar ekspor juga semakin beragam dengan peningkatan pengiriman ke Swiss, Jepang, dan Uni Emirat Arab.
Dari segi penyerapan tenaga kerja, sektor ekonomi kreatif berhasil menyerap 26,5 juta pekerja pada 2024. Angka ini diproyeksikan naik menjadi 27,7 juta pekerja pada 2029.
Untuk mendukung pertumbuhan sektor ini, Kementerian Ekraf mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 2,24 triliun.
“Kami mengharapkan program kegiatan yang diusulkan memperoleh pertimbangan teknis dan fiskal yang sepadan,” ujar Teuku Riefky.
Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk program baru seperti Pemberdayaan Desa Kreatif, Industri Kriya & Kuliner untuk UMKM, Event & Festival Lokal, serta Program Inklusif & Sosial.
Pimpinan rapat Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyetujui penambahan anggaran tersebut.
“Kami ingin agar alokasi anggaran benar-benar memperkuat ekraf, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Saras.
Rapat kerja ini dihadiri Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Parataonan, Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni, dan sejumlah pejabat kementerian serta anggota DPR RI Komisi VII lainnya.