JAKARTA – Pemerintah Indonesia menetapkan strategi investasi besar-besaran di sektor infrastruktur untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, dengan fokus pada pengurangan biaya logistik dan peningkatan konektivitas antarwilayah.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan, Indonesia tidak dapat lagi mengandalkan konsumsi domestik semata untuk mencapai target pertumbuhan yang ambisius tersebut.
“Kita memerlukan infrastruktur yang memangkas biaya logistik, mendorong produktivitas, menjamin pasokan air, energi, dan perumahan, serta meningkatkan konektivitas antarwilayah,” kata AHY saat membuka International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center, Rabu (11/6).
Strategi ini ditetapkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional Presiden Prabowo Subianto yang memprioritaskan ketahanan pangan, air, dan energi.
Ketiga sektor strategis ini, menurut AHY, membutuhkan fondasi infrastruktur yang terintegrasi, adil, dan berkelanjutan.
Menko AHY menyebut satu dekade mendatang sebagai periode krusial bagi Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat dunia.
Posisi strategis Indonesia sebagai penghubung Samudra Hindia dan Pasifik dinilai sebagai momentum yang tidak boleh disia-siakan.
Pemerintah menargetkan aktivasi potensi ekonomi riil di semua sektor, mulai dari pertanian, industri, pelabuhan, hingga platform digital.
Pendekatan ini dipandang sebagai kunci untuk menggerakkan perekonomian nasional secara komprehensif.
“Keberhasilan kita akan sangat bergantung pada apa yang kita bangun, bagaimana kita membangunnya, dan untuk siapa pembangunan itu ditujukan,” tegas AHY di hadapan para pemimpin nasional dan mitra internasional.
Konferensi infrastruktur internasional ini dihadiri hampir 7.000 peserta dari 26 negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Jepang, Tiongkok, dan negara-negara Uni Eropa.
Kehadiran investor dan lembaga pembiayaan terkemuka seperti Macquarie Australia, GIC Singapura, World Bank, dan Asian Development Bank menandai potensi kolaborasi internasional yang signifikan.
AHY menekankan, pembangunan infrastruktur bukan sekadar konstruksi fisik, melainkan instrumen untuk mewujudkan keadilan dan ketahanan bangsa.
Dengan pendekatan yang tepat, infrastruktur diharapkan menjadi fondasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.