Dalam pidatonya, Menko AHY menekankan infrastruktur sebagai fondasi pertumbuhan inklusif berkualitas tinggi yang dapat menurunkan biaya logistik, meningkatkan produktivitas, menjamin pasokan air untuk pertanian, energi untuk industri, dan perumahan bagi pekerja.
AHY juga menggarisbawahi bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar membangun fisik, tetapi tentang membuka akses, menciptakan kesempatan, dan menyatukan bangsa. Ia berharap ICI 2025 menjadi titik tolak lahirnya komitmen nyata dan kemitraan transformatif lintas batas.
“Saat kita menatap masa depan, mari kita ingat bahwa infrastruktur bukan hanya soal apa yang kita bangun, tetapi juga apa yang kita wujudkan,” ujar AHY, sembari menjelaskan bahwa infrastruktur harus memungkinkan anak belajar aman di sekolah, petani menyiram tanaman di tengah perubahan iklim, keluarga mengakses air bersih, dan wirausahawan membawa ide ke pasar.
Konferensi yang diselenggarakan Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan ini mempertemukan pemimpin pemerintahan, CEO perusahaan global, institusi pembiayaan internasional, dan perwakilan negara sahabat untuk memperkuat kerja sama strategis dan mendorong inovasi sektor infrastruktur.
Agenda ICI 2025 mencakup pengenalan proyek prioritas nasional kepada calon investor, pertukaran gagasan menghadapi krisis iklim dan risiko bencana alam, peningkatan konektivitas antarwilayah, penyusunan skema pembiayaan inovatif dan inklusif, serta pembangunan ekosistem investasi infrastruktur jangka panjang.
Sebanyak 15 menteri dan 3 wakil menteri Indonesia dijadwalkan menjadi keynote speaker di berbagai sesi, didukung lima sesi pleno dengan pengambil kebijakan tingkat tinggi dan pemimpin global, serta lebih dari 15 sesi tematik membahas isu strategis seperti urbanisasi, infrastruktur ketahanan iklim, transportasi publik, infrastruktur digital, dan strategi pembiayaan sektor swasta.