BANDUNG – Pancasila harus menjadi fondasi moral dan strategi nasional dalam menghadapi kompleksitas era digital serta tantangan global yang semakin rumit. Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono saat memberikan kuliah umum di Politeknik Negeri Bandung, Selasa (15/7).
Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, nilai-nilai dasar bangsa tetap harus menjadi kompas utama di tengah perubahan dunia yang sangat cepat.
“Dunia berubah cepat, tapi nilai dasar bangsa kita tetap harus menjadi kompas menjaga kedaulatan, menjunjung etika, dan memperkuat jati diri bangsa,” kata Ibas di hadapan ratusan mahasiswa Polban.
Menurut Ibas, kondisi global saat ini penuh ketidakpastian. Ketegangan keamanan dunia, ketidakpastian perdagangan internasional, dan ketimpangan ekonomi antar negara menjadi tantangan besar.
Di sisi lain, kata Ibas, akses informasi dan teknologi justru semakin melebarkan kesenjangan dalam rantai pasok dan pembangunan.
Meski begitu, putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini tetap optimistis. Indonesia memiliki peluang besar untuk mengambil peran lebih aktif dalam diplomasi digital dan menjadi katalisator transformasi ekonomi berbasis teknologi.
“Kita bisa menjadi solusi berlandaskan pilar-pilar kebangsaan serta menekankan kedaulatan bangsa dalam keadilan sosial dan gotong royong,” ujar lulusan S3 IPB University tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Ibas mengingatkan agar teknologi tidak mematikan empati dan media sosial tidak menggantikan nilai sosial.
Pancasila, menurutnya, adalah jembatan antara kecanggihan dan kebijaksanaan yang harus terus diperjuangkan di era digital.