SAMARINDA – Mahalnya harga kebutuhan pokok akibat keterbatasan akses transportasi menjadi alasan kuat untuk mempercepat pembangunan jalan menuju wilayah pedalaman Kalimantan Timur.
Di Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, harga beras mencapai Rp1,2 juta per 25 kilogram ketika musim kemarau tiba.
Kondisi ini disampaikan Gubernur Kalimantan Timur H. Rudy Mas’ud kepada Komisi V DPR RI yang berkunjung kerja ke provinsi tersebut pada Senin (28/7).
Rudy menjelaskan, ketika muka air sungai surut, distribusi kebutuhan pokok melalui jalur sungai terhambat sehingga harga melambung tinggi.
“Karena kemarau dan surutnya muka air sungai, distribusi kebutuhan via lalu lintas sungai terhambat sehingga harga beras bisa mencapai Rp1,2 juta per 25 kilogram,” kata Rudy.
Ia menegaskan kondisi ini sangat memberatkan masyarakat Long Apari yang bergantung pada jalur sungai sebagai akses utama.
Gubernur mengusulkan pembangunan jalan perbatasan yang dapat memberikan dampak langsung terhadap penurunan harga kebutuhan pokok.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur jalan akan mengatasi hambatan transportasi yang selama ini memicu kenaikan harga barang kebutuhan dasar.
Kunjungan kerja Komisi V DPR RI ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan yang dibiayai APBN.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras menyatakan tujuan kunjungan untuk memastikan pembangunan tepat sasaran, waktu, kualitas, dan tertib administrasi.
Menanggapi usulan tersebut, Staf Ahli Menteri PU Bidang Hubungan Antar Lembaga Triono Junoasmono menyatakan akan melakukan kajian mendalam.
“Kami akan melakukan kajian dan telaah sehingga nanti bisa ditindaklanjuti dengan memperhatikan alokasi anggaran serta kelengkapan readiness criteria,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan komitmen pemerintah mengembangkan jaringan konektivitas nasional.
Pengembangan jaringan jalan dan jembatan bertujuan membuka akses investasi, mendukung kawasan industri, mendorong sektor pariwisata, dan memperkuat konektivitas pusat ekonomi regional.