Meski demikian, Mujiyono mengakui adanya beberapa pencapaian positif yang patut diapresiasi. Penyelesaian masalah Kampung Susun Bayam di kawasan Jakarta International Stadium menunjukkan komitmen pemerintah mengembalikan warga ke hunian yang layak.
Program Wajib Transportasi Publik bagi ASN setiap hari Rabu juga dinilai sebagai langkah konkret mengurangi kemacetan. Pelantikan pejabat definitif yang sebelumnya hanya berstatus PLT turut memberikan kepastian birokrasi.
Tiga kebijakan lain yang dirasakan dampaknya warga adalah kemudahan akses wisata, desentralisasi pengurusan Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul ke tingkat kecamatan, serta program transportasi gratis untuk 15 golongan masyarakat.
Terkait pembatalan program sarapan gratis yang sempat menjadi prioritas, Mujiyono menjelaskan hal ini sebagai bentuk sinkronisasi dengan program nasional Makan Bergizi Gratis dari pemerintah pusat. Anggaran dialihkan untuk perbaikan kantin sekolah dan perluasan cakupan penerima KJP.
Mujiyono menekankan penilaian 100 hari bukanlah ukuran mutlak keberhasilan kepala daerah. Yang terpenting adalah konsistensi dalam memperbaiki Jakarta menuju kota global.
“Kami beri kesempatan Pram-Doel untuk menunjukkan kinerja lebih baik ke depan,” tegasnya, seraya meminta publik memberikan waktu lebih bagi kepemimpinan baru Jakarta ini.
