PACITAN – Sektor ekonomi kreatif diperkirakan mampu menyerap hingga 1 juta tenaga kerja baru pada tahun 2025. Angka ini menjadi harapan baru dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengatakan, target penyerapan tenaga kerja berkisar antara 400 ribu hingga 1 juta orang.
“Ekonomi kreatif memiliki potensi yang sangat besar dalam menyerap lapangan kerja,” katanya saat mengisi acara Bimbingan Teknis Nasional di Pacitan, Sabtu (30/8).
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah pusat butuh dukungan penuh dari daerah. Teuku Riefky menekankan pentingnya kerja sama antara kementerian dengan DPRD dan kepala daerah di seluruh Indonesia.
“Saya ingin berbagi bagaimana kita bersama-sama bisa memperkuat ekosistem ekonomi kreatif,” ujarnya di hadapan anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD se-Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan tujuh subsektor prioritas dalam ekonomi kreatif. Ketujuh bidang itu adalah kuliner, kriya, fesyen, gim, aplikasi, film animasi dan video, serta musik.
Subsektor-subsektor ini dipilih karena memiliki daya saing tinggi di pasar global. Selain itu, bidang-bidang tersebut juga dinilai mampu memperkuat identitas budaya lokal.
Menteri Teuku Riefky optimis sektor ekonomi kreatif bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Namun hal ini harus didukung regulasi yang tepat dan alokasi anggaran yang memadai dari daerah.
Antusiasme daerah terhadap program ini cukup tinggi. Arief Nur Rochman, Wakil Ketua Komisi II DPRD Tulang Bawang Barat, menyambut baik rencana pemerintah pusat.
“Kami butuh pendampingan langsung dari Kementerian Ekonomi Kreatif,” kata Arief.
Menurutnya, banyak anak muda di daerahnya yang berpotensi dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan ekonomi kreatif.
Teuku Riefky menegaskan bahwa investasi di bidang ekonomi kreatif adalah investasi masa depan. Sektor ini dinilai mampu memberikan solusi bagi pengangguran generasi muda yang semakin meningkat.