MATARAM – Ekonomi digital Indonesia mencapai US$99 miliar pada 2025, melampaui Singapura yang hanya US$29 miliar. Namun pencapaian ini dinilai belum merata karena masih ada kesenjangan akses internet antara kota dan desa.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTB Abdul Rauf menyambut baik pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang kini terbesar di Asia Tenggara. Namun ia mengingatkan, kesuksesan nasional harus diikuti pemerataan hingga ke pelosok daerah.
“Angka ekonomi digital kita memang fantastis, tapi jangan sampai hanya Jakarta dan kota besar yang menikmati. Daerah seperti NTB harus mendapat perhatian serius agar masyarakat bisa ikut berkontribusi dan menikmati manfaatnya,” ujar Abdul Rauf, Jumat (28/11/2025).
Abdul Rauf menyoroti data penetrasi internet yang baru mencapai 77 persen di desa, masih di bawah perkotaan yang sudah 84 persen. Menurutnya, kesenjangan 7 persen ini berdampak langsung pada ketimpangan ekonomi antara kota dan desa.
Anggota Fraksi Partai Demokrat itu menilai program satelit Satria I dan Nusantara V adalah langkah tepat untuk menjangkau daerah 3T. Namun ia berharap pemerintah pusat dan daerah bergerak lebih cepat agar infrastruktur digital tidak hanya tersedia, tetapi juga terjangkau dan bermanfaat bagi rakyat kecil.
“Perlu edukasi digital dan dukungan modal bagi UMKM lokal agar mereka bisa memanfaatkan teknologi untuk berjualan online,” tegasnya.
Ia meminta Pemerintah Provinsi NTB untuk lebih agresif menyiapkan ekosistem ekonomi digital di tingkat lokal. Menurutnya, NTB punya potensi besar di sektor pariwisata dan produk lokal yang bisa dipasarkan secara digital.
“NTB punya kerajinan tangan, hasil pertanian, dan destinasi wisata yang luar biasa. Infrastruktur digital kita sudah cukup bagus tapi kita harus memastikan pelaku usaha lokal bisa memanfaatkan itu,” katanya.
Abdul Rauf juga mengingatkan pentingnya literasi digital bagi generasi muda di NTB. Ekonomi digital, kata dia, bukan hanya soal infrastruktur tetapi juga kesiapan sumber daya manusia.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid telah mengumumkan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$90 miliar pada 2024 dan diprediksi melonjak menjadi US$366 miliar pada 2030.
Data terbaru dari Google, Temasek, dan Bain menunjukkan ekonomi digital Indonesia sudah US$99 miliar pada 2025, menyumbang sepertiga dari total ekonomi digital Asia Tenggara yang bernilai US$299 miliar.
Pasar digital Indonesia mencapai 229,4 juta orang atau 80 persen populasi, terbesar di kawasan Asia Tenggara.
