Di Universiti Malaya, Ibas Minta ASEAN Tetap Netral di Tengah Tekanan Global

oleh -279 Dilihat
Di Universiti Malaya, Ibas Minta ASEAN Tetap Netral di Tengah Tekanan Global
Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menyoroti posisi netral ASEAN dalam lanskap geopolitik global, dalam kuliah umum di Universiti Malaya.
banner 468x60

Kuala Lumpur– Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menyampaikan kuliah umum di Universiti Malaya pada Rabu (30/4/2025).

Ibas menyoroti pentingnya posisi netral ASEAN dalam lanskap geopolitik global yang semakin kompleks.

banner 336x280

Dengan tajuk “Navigating a Changing World: ASEAN’s Path to Stability and Prosperity”, Ibas Yudhoyono menekankan, meskipun Asia Tenggara berada di bawah tekanan besar untuk berpihak di tengah rivalitas negara-negara besar, ASEAN harus tetap konsisten memegang prinsip non-blok.

“Kami tidak ingin memihak di antara negara-negara besar. Keamanan kami berasal dari persatuan dan netralitas. Kami mengingat nilai-nilai dasar ASEAN, yaitu netralitas, persatuan, dan saling menghormati,” ujar Ibas dalam pemaparannya di Auditorium Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universiti Malaya.

Dalam kuliah umum yang dihadiri mahasiswa dari berbagai negara ASEAN dan dunia, Ibas menyoroti dampak nyata konflik global seperti perang Rusia-Ukraina terhadap negara-negara Asia Tenggara, termasuk melonjaknya harga minyak dan pangan.

Ia juga mengangkat dinamika ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai bagian dari tekanan yang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Meski demikian, ia menegaskan, jalan ASEAN bukanlah berpihak, melainkan memperkuat solidaritas kawasan dan membangun dialog lintas kekuatan global.

“Kami ingin berteman dengan semua orang dan tidak bermusuhan dengan siapa pun. Di Indonesia, kami menyebutnya ‘A Million Friends and Zero Enemies’,” katanya.

Ibas menggarisbawahi, kekuatan ASEAN bukan hanya pada keanggotaannya tetapi pada kemampuannya berbicara dalam satu suara.

Menurutnya, ketika negara-negara ASEAN bersatu, mereka bisa menjadi player dalam arena global, bukan sekadar pion.

“ASEAN paling kuat jika berdiri bersama. Persatuan adalah jalan kita menuju keamanan, kemajuan, dan kesejahteraan,” tegasnya.

Kuliah umum ini mendapat sambutan hangat dari pihak tuan rumah.

Prof. Dr. Yvonne Lim Ai Lian, Associate Deputy Vice-Chancellor bidang Akademik dan Internasional, menyatakan kegiatan ini mencerminkan eratnya hubungan Malaysia-Indonesia sekaligus semangat kolaborasi regional.

“Kuliah hari ini adalah contoh cemerlang bagaimana institusi akademis dan pembuat kebijakan dapat bersinergi untuk memantik diskusi yang bermakna,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PPI Malaysia Muhammad Zuhud, yang turut hadir dalam kuliah tersebut, mengungkapkan rasa bangga bisa menyimak langsung pemaparan Ibas yang sarat wawasan, terutama bagi mahasiswa di bidang bisnis dan hubungan internasional. ()