Buku Digital Masih Minim Peminat, Mizan Gencar Program Literasi Keliling

oleh -195 Dilihat
Buku Digital Masih Minim Peminat Mizan Gencar Program Literasi Keliling
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mendengarkan pemaparan program literasi Out of The Box (OOTB) yang telah menjangkau lebih dari 200 lokasi di seluruh Indonesia, dalam audiensi dengan PT Mizan Media Utama di Jakarta, Kamis (19/6/2025).
banner 728x90

JAKARTA – Rendahnya minat masyarakat terhadap buku digital mendorong penerbit Mizan Media Utama memperluas jangkauan program literasi kelilingnya ke berbagai daerah. Data perusahaan menunjukkan penjualan buku digital di platform mereka masih di bawah 5 persen dari total penjualan.

Temuan ini disampaikan dalam audiensi dengan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di kantor Kementerian Ekraf, Kamis (19/6/2025).

banner 336x280

Mizan memaparkan strategi melalui program Out of The Box (OOTB) yang telah menjangkau lebih dari 200 lokasi sejak 2018.

“OOTB berangkat dari semangat untuk melakukan sesuatu yang benar-benar out of the box. Kami ingin menjadikan buku sebagai pengalaman yang dekat dan menyenangkan bagi masyarakat luas,” kata Mochamad Firdaus, Event Manager PT Mizan Media Utama.

Program bazar buku keliling ini tidak sekadar berjualan, tetapi juga menyediakan ruang baca di lokasi untuk meningkatkan budaya literasi.

Strategi ini dinilai efektif mengingat masyarakat masih mengapresiasi buku fisik sebagai media pembelajaran utama.

Mizan juga mencatat tren positif di segmen buku anak yang menjadi pilihan utama dalam pola pengasuhan masa kini.

banner 336x280

Orang tua kini lebih mengedepankan keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran anak melalui buku fisik.

Menteri Ekraf Teuku Riefky menyambut positif inisiatif Mizan yang dinilai sejalan dengan visi kementerian menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan ekonomi nasional dari tingkat daerah.

“Kami menyambut baik pelaksanaan OOTB yang menyasar berbagai daerah. Semangat ini sejalan dengan visi Kementerian Ekonomi Kreatif,” ujarnya.

Teuku Riefky menilai tantangan digitalisasi di industri penerbitan perlu disikapi dengan strategi kolaboratif.

Kementerian Ekraf berkomitmen mendukung komersialisasi, pendampingan kekayaan intelektual, peningkatan kualitas, hingga perluasan akses pasar.

“Kami juga membuka ruang kolaborasi dengan Mizan dalam meningkatkan minat baca masyarakat,” tambahnya.

Kementerian Ekraf memposisikan diri sebagai akselerator untuk menghidupkan kembali potensi kekayaan intelektual di sektor penerbitan.

Pendekatan kolaboratif dan inovatif menjadi kunci dalam memperkuat daya saing industri penerbitan Indonesia secara berkelanjutan.

Industri penerbitan dianggap sebagai bagian integral dari ekosistem ekonomi kreatif yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan teknologi dan digitalisasi.

banner 728x90