KUPANG – Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang bakal menjadi kunci peningkatan hasil pertanian di Nusa Tenggara Timur. Proyek senilai Rp2,059 triliun ini ditargetkan dapat menaikkan Indeks Pertanian dari 200 persen menjadi 300 persen.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang Parlinggoman Simanungkalit menyebut bendungan ini dirancang khusus untuk mendukung sektor pertanian. “Bendungan Manikin dirancang untuk menjadi tulang punggung pengembangan pertanian di Bumi Flobamora,” kata Parlinggoman.
Pembangunan yang dimulai sejak 2019 ini sudah mencapai kemajuan 66 persen pada September 2025. Bendungan dengan daya tampung 20,45 juta meter kubik air ini ditargetkan selesai pada 2028.
Fasilitas ini bakal mengairi lahan pertanian seluas 570,86 hektar yang terbagi dalam tiga daerah irigasi. Daerah Irigasi Manikin mendapat jatah terbesar dengan 437 hektar, disusul Tuahanat 100 hektar, dan Manumuti 33,86 hektar.
Menteri Pekerjaan Umum Dody menegaskan proyek ini sejalan dengan program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto. “Bendungan Manikin dirancang tidak hanya untuk mengendalikan banjir dan penyediaan air baku, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Menteri Dody.
Selain untuk pertanian, bendungan ini juga akan memasok air bersih 700 liter per detik untuk Kota dan Kabupaten Kupang. Masing-masing wilayah mendapat jatah 350 liter per detik.
Bendungan Manikin juga dirancang untuk mengurangi risiko banjir di area seluas 627 hektar. Wilayah yang terlindungi meliputi Kelurahan Lasiana di Kota Kupang dan Kecamatan Kupang Tengah.
Proyek ini turut mendukung pembangkit listrik dengan total kapasitas 29,925 megawatt. Energi tersebut berasal dari pembangkit listrik tenaga surya apung 29,8 megawatt dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro 0,125 megawatt.
