GOWA – Kabupaten Gowa akan menjadi salah satu wilayah lumbung pangan terdepan di Sulawesi Selatan setelah Bendungan Jenelata beroperasi pada 2028.
Dengan kapasitas tampung 223,6 juta meter kubik, infrastruktur strategis ini diprediksi mampu mengubah pola tanam petani dari sekali menjadi tiga kali dalam setahun.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan fokus pemerintah kini tertuju pada percepatan jaringan irigasi teknis pasca penyelesaian konstruksi fisik bendungan.
“Ini penting untuk mendukung produktivitas pertanian dan meningkatkan jumlah masa panen bagi petani,” katanya.
Bendungan yang berlokasi di Kecamatan Manuju ini akan menyuplai air irigasi ke tiga daerah irigasi utama.
Ketiga wilayah tersebut adalah DI Bili-bili (2.443 hektare), DI Bissua (12.793 hektare), dan DI Kampili (10.547 hektare) dengan total lahan mencapai 25.783 hektare.
Sistem irigasi baru ini diproyeksikan meningkatkan indeks pertanaman hingga 300 persen.
Pola tanam Padi-Padi-Palawija akan menggantikan sistem tanam konvensional yang selama ini hanya mengandalkan curah hujan.
Selain fungsi irigasi, infrastruktur setinggi 62,8 meter dengan desain Concrete Face Rockfill Dam ini memiliki peran vital dalam pengendalian banjir.
Bendungan mampu menurunkan debit banjir Sungai Jenelata dari 1.800 meter kubik per detik menjadi 686 meter kubik per detik.
Kehadiran Bendungan Jenelata juga akan membantu kinerja Bendungan Bili-Bili yang telah beroperasi sejak 1997.
Kedua bendungan ini akan bekerja sinergis mengendalikan banjir di Kota Makassar dengan efektivitas hingga 50 tahun mendatang.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Heriantono Waluyadi mengungkapkan potensi ekonomi lain dari bendungan ini.
Infrastruktur bernilai Rp4,15 triliun tersebut berpotensi menghasilkan listrik berkapasitas 7 Mega Watt dan dikembangkan sebagai destinasi wisata air.
Progress konstruksi bendungan yang dibiayai APBN (15 persen) dan pinjaman Export Import Bank China (85 persen) ini telah mencapai 13,9 persen per 23 Juli 2025.
Heriantono menargetkan penyelesaian konstruksi pada 2028 mendatang.
Proyek Strategis Nasional ini menjadi bagian dari 15 bendungan on-going yang dialokasikan dalam anggaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 2026.
Pembangunan ini sejalan dengan Visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan dan ketahanan air nasional.